MIMPI (2015)

  • 0
MIMPI

Pagi yang tak secerah biasanya. Semuanya tampak redup dan mendung menyambut. Seolah tahu perasaan yang tengah berkecamuk di dalam ragaku. Hari-hariku di Jogja terasa hambar, aku ditinggal seseorang yang ku sebut pacar ke laut. Dia pelaut.
Kisah ini berawal dari pertemuan pertama kita di tempat pkl. Ya tempat pkl, yang mereka anggap sebagai dunia kerja baru bagi anak-anak smk yang magang kerja. Dari namanya saja sudah bisa ditebak seperti apa sih pkl itu. Minggu pertama di Jogja , masih pagi dan sepi sekali. Tidak banyak hal yang aku tahu tentang tempat baru ini. Semuanya beda, disini sunyi, gak ada teman, dan masih polos-polosnya. 2 hari mengurung diri di kamar, bukan mengurung sih, Cuma bingung aja mau kemana. Gak punya kenalan, gak ada teman, dan masih baru.
         Pertama kali sudah ada orang yang membuat aku kesal, baru pertama ketemu saja kesannya udah gak enak. Panggil saja RASTI. Hahaha.. itu nama samaran daripada mawar mending rasti kan. Ya lanjut Rasti ini satu kos dengan aku. Kamarnya diatas (bagi yang merasa, maaf ya J) . Pertama ketemu dia sinis banget sama kita. Cuek dan mukanya menyebalkan so much.
Lanjut hari pertama masuk pkl,pastinya menegangkan,serba salah dan takut salah. Berangkat jam 7 pagi, padahal kosnya Cuma samping tempat pkl. Setelah beberapa saat aku ketemu dengan pimpinannya sini kemudian disuruh ikut langsung workshop di lab 3. Ketemu muka-muka songong,baru,asing,dan menyebalkan tentunya. Inilah mengapa kebencian di hari pertama terjadi. Aku ditinggal semua teman-teman pkl. Bingung , sendiri , dan ditinggal.
         Kami perkenalan,sedikit cerita ada yang menyebalkan disini. Entah karena orangnya terlalu rame atau apa. Hari terburuk dalam sejarah dimulai. Awal yang lumayan untuk perjalanan 3 bulan ke depan. Aku sempat berpikiran supaya pkl cepat selesai.
        Sampai saatnya masuk mereka heboh sekali. Tidak seperti suasana pkl yang akau harapkan. 180˚ berubah dan berbeda. Kali ini aku benar-benar ngerasa gak nyaman.Semua terasa asing disini. Apalagi karena kami berbeda, ya yang lain pake rok panjang dan kami tidak. Disitulah rasa minder terjadi. Saat aku duduk di pojokan bersama febri  , kami langsung disuruh perkenalan. Kesan pertama, arrgghhhhh gak jelas. Istirahat kami ditinggal. Resiko anak baru. Tapi setidaknya hari ini aku punya teman baru, namanya Lala. Dia satu-satunya orang yang membantu tugas pertama kami hari itu. Hari pertama berlalu lambat. Ya lambat sekali, namanya awalan wajar jika seperti ini. “Feb, gimana perasaanmu hari ini?”tanyaku saat berjalan pulang. “rasanya gak jelas!”cetus Febri dengan mukanya yang lelah. “berangkat pagi pulang sore”pikirku.
Waktu berlalu dengan cepat kami sering bersama di humas. Kami sering bertemu , beberapa hari setelah aku datang ada anak baru dari Ambon. Kami cukup dekat karena kami sama jurusannya. Lama kelamaan kami lebih dekat bukan lagi dengan anak-anak Ambon tapi dengan semuanya.
Hari berlalu tibalah akhir Februari yang targetnya kita harus presentasi. Presentasi pertama cukup menegangkan aku menyiapkan materi dengan sebaik-baiknya. Kelompokku maju duluan. Presentasi sengit hahaha.. kenapa sengit? Karena aku selalau menyangkal komentar pembimbingku. Agak grogi awalnya tapi sedikit nasehat dari mentor kami yang buat aku begini.
Di bulan pertama Febri dekat dengan cowok lamongan namanya Brian. Mereka sangat dekat sampai aku tidak menyadari kalau sebenarnya mereka sudah pacaran. Mereka pacaran diam-diam , pacaran mereka hanya selama kami masih di Jogja. Setelah pulang ke lamongan mereka putus. Tapi memang kenyataan tak selalu baik, mereka mulai menjauh. Tak sehangat dulu lagi. Mereka crash.
Aku sering sendiri di kamar karena Febri pergi dengan Brian. Sendiri,membuka hp berulang kali berharap ada yang sms/bm/inbox nyatanya 0 besar. Aku masih kesepian. Aku sendiri dan menghabiskan malam-malamku dengan bermain laptop. Dan mendengarkan lagu-lagu cengeng tiap malam minggu datang.
Sewaktu aku pertama kali disini  , aku pernah memusatkan perhatianku pada satu orang, dia orang yang smart,  dia sering presentasi pada saat itu. Setelah lama aku tak lagi melihat dia lagi , dia ada tapi aku tak lagi memikirkan dia lagi. Aku mulai sibuk dengan persepsi dan mimpiku.
Kali ini aku seperti terobsesi dengan keinginanku sendiri. Banyak hal yang ku pelajari disini. Jauh dari orang tua,hidup sendiri dan belajar sendiri. Obsesiku untuk menjadi penulis semakin menjadi disini. Banyak hal yang membuat aku semakin suka mengarang tulisan, disini aku punya banyak waktu luang untuk sekedar membuat tulisan makanya aku sering posting tulisanku di blog. Meskipun tulisanku masih ecek-ecek setidaknya aku sudah menunjukkan sedikit minatku pada dunia. Sejujurnya ini bukan jalan hidupku yang sebenarnya. Aku tercipta untuk jadi anak IT bukan sebagai penulis cerita-cerita seperti ini. Penulis bukan satu-satunya tujuan hidupku saat ini. Ini cuma hobiku sejak aku masih sd. Aku suka dengan tulisan dan menulis entah itu puisi atau lainnya. Bahkan dulu waktu aku kelas 5 sd aku pernah ikut lomba cipta puisi. Aku suka dan mencintai hobiku. Tapi masa-masa SMK ini aku sudah tidak seproduktif waktu SMP dalam mengarang. Waktu SMP aku punya kawan namanya Wening , dia partnerku kalau membuat cerpen, cerpen dengan genre apa saja.
Minatku sekarang masih sebagai tekhnisi. Entah kenapa di Jogja ini aku punya ide untuk menulis, semua tentang orang yang aku baru aku kenal, persahabatan yang berbatas waktu,bahkan  kisah kasih penuh komitmen.
Semua kisah ini berawal di Jogja,2 February 2015.
Aku punya banyak teman disini, aku sayang sekali pada mereka meskipun baru mengenal mereka. Mereka berbeda, mereka asik,dan kita nyambung walaupun beda. Kita bertemu dalam terbatasnya ruang dan waktu dan kita menjalin persahabatan. Pertemanan kita manis. Aku suka datang ke kos mereka. Mereka baik sekali padaku padahal aku 1 bulan lebih terbelakang. Awalnya sulit berbaur dengan mereka. Sangat sulit. Dengan latar belakang jurusan yang berbeda.Pada akhirnya kami pun membaur ,kami jadi  sehati.
Aku sering memotifasi Lala, dia sahabat terbaikku disini. Banyak hal yang aku pelajari dari dia, begitupun sebaliknya. Kami melengkapi dan kami klop. Setiap siang aku sering sekali bercerita banyak hal dengan dia. Dia lebih cantik kalo gak pake jilbab. Gaya ketawanya sedikit aneh. Tapi disitu uniknya dia. Dia kadang terlihat lebih dewasa. Lala adalah orang pertama yang sering main ke kosku. Dia suka tiba-tiba datang dan mengagetkan aku. Pertama kunjungannya aku belum mandi dan sibuk nonton film. Haha.. kedengarannya lucu. Dia sering meminta aku main ke kosnya.
Yang ini beda lagi, namanya Yuan, cantik, berjilbab pula. Dia cukup dekat dengan aku. Setiap siang dia punya kebiasan nutup mata aku dari belakang. Dia ini suka bercanda. Awal percakapanku dengan dia juga karena Lala. Kami dekat, yang paling bikin gemes sama dia kalau dia mau presentasi pasti ribetnya setengah mati. Aku aja sampai jadi suporternya dia tiap kali presentasi. Bullyan yang sangat melekat di diri anak ini adalah mawar dan melon. Si mawar ya itu Brian. Mereka dalam lingkaran hubungan yang rumit.
Hanggar, si chubby yang satu ini sangat lucu. Kedekatanku dengan dia karena hobby yang sama. Hobby nonton film korea. Aku sering tukar-tukaran film sama dia. Yang aku sesalkan aku lupa ngasih lagu “Don’t Forget me OSt. The Greatest” padahal dia pengen banget. Sekilas hampir semua ost dari The Greatest mellow.Tapi yang paling aku suka ya yang ini. Kami nyambung kalau masalah korea-koreaan.
Ada lagi 2 makhluk yang selalu ada di dalam kamar kosku, si Febri sama Si Eges. Kami sangat dekat. Kami tidur di 1 kamar. Eges dengan sejuta kebiasaan gak jelasnya buat aku dan Febri sering kesiangan. Eges emang terlalu cewek, mandinya lama banget. Penyakit yang membuat kita selalu tidur terlalu malam adalah kebiasaan Eges cerita terus sampai malam. Dan aku jadi pendengarnya. Febri selalu tidur duluan dan bangunnya selalu duluan juga. 2 makhluk ini benar-benar kompak. Si Febri semakin gila foto dan Eges semakin gila makan. Kebiasaan buruk kami, makan larut malam. Dan yang aneh kami sepiring bertiga. Kurang romantis gimana coba kalau kaya gitu.
Masih ada 1 makhluk ajaib lagi,dia yang dulu pernah aku menyita perhatianku datang. Semua karena outbond. Malam itu aku bm dia. “ikut?” kataku. Dia gak jawab. Tapi malah njemput ke student lounge dengan Zenddy. Di episode sebelumnya aku sering digombali sama Zend. Semua anak pkl pasti pernah digombali makhluk yang ini.Haha, buat fun aja. Lah setelah itu dia bales bm “ikut”  lah dia balesny setelah aku duduk di bale lantip. SEtelah itu aku menyapa dia. Dia hanya tertawa. Lama berlalu kita dekat. Sampai dia bilang mau menemui pulang nanti. Ya benar dia menemui aku walaupun agak telat. Dia mengajak aku agak menjauh dari teman-teman. “Vit,nanti malam ketemu ke atap ya, abis maghrib atau isya’” Tutur Egy. “Iya, mau ngapain?” tanyaku aneh. “ngobrol, selama ini kita kan gak pernah ngobrol” jawabnya. “Ok” sahutku. Yang membuat aku speakless, dia mengusap kepalaku dulu sebelum aku pergi. Hal yang aneh, baru kali ini aku ngrasain ini. Aku sempat bingung. Aku takut dengan rasa setiaku selama ini. Tapi? Aku dan pacarku sudah jauh. Kami jauh tak seperti dulu tak senyaman dulu. Komitmen yang pernah kita bangun luntur begitu saja. Kami udah tak cocok lagi.
Satu hal kenapa Egy aku anggap lebih baik dari seseorang yang anggap pacar itu adalah cara dia memperlakukan aku. Dia sangat baik, aku suka dia yang ramah dan humornya. Kali ini aku menemui dia, kita banyak bercerita, kita nyambung, dan obrolan kita gak ada matinya. Dia pendengar yang baik, aku suka itu. Malam-malam berikutnya dia datang ke kosku tapi aku tidak mau keluar dengan alasan sudah malam dan lain sebagainya. Kemudian di malam berikutnya dia datang lagi, kali ini hujan. Karena aku tidak enak, aku pun keluar dan apa yang terjadi aku dapat surprise kecil dari dia. Aku cukup speakless. Hujan-hujan seperti ini masih sempat datang membawakan kesukaanku. Saat aku mau balik dia mengusap rambutku lagi. Kata dia aku lebih cocok kalu kuncir jempol seperti kalau di kampus.
1 hal yang buat aku semakin bersalah saat teman satu kosku,Vivi bilang kalau di malam sebelumnya Egy sempat tertidur kemudian dibangunkan Kun untuk menemui aku. Dia mandi sangat lama,pakai minyak wangi banyak. Tapi saat itu aku menolak untuk sekedar keluar dari kos. Ternyata pengorbanannya sia-sia malam itu. Maafin aku ya…
20 Maret 2015
Aku pulang ke rumahku. Aku izin satu hari. Setelah itu. Hari minggu tanggal 22 Maret 2015 aku kembali ke Jogja. Aku sempat janjian sama dia, dia bakal jemput aku. Ternyata waktu aku sampai Giwangan, dia bilang tidak bisa nyusul. Saat aku sampai di halte JEC , Egy sudah duduk disana. Nunggu aku, dibela-belain padahal seharusnya dia istirahat karena malamnya dia ngglandang di Malioboro bersama teman-temannya. Dia membuat kejutan lagi. Aku kaget. Dia pun membawakan barangnya Febri. Dan bercerita banyak hal. Dia menggandeng aku. Sampai di dekat kosnya, banyak anak-anak yang bersorak sorai, alay banget. Ternyata semua di broadcast. Aku malu setengah mati. Sejak itu banyak yang tahu tentang aku dan Egy.
26 Maret 2015
Kami sudah dekat sekali. Sampai pada akhirnya waktu memisahkan kita lagi. Disaat kita sangat dekat disitu kita berpisah. Saat ruang dan waktu mempertemukan kita. Saat itu pula ruang dan waktu pula yang memisahkan kita. Disini saksi kita tertawa,diam,bahkan nangis. Kita terlalu sering mendengar lagu cengeng bersama. Disini disaat mata sudah biasa saling bertatap,mulut saling berbicara,tangan yang sering berbuat bersama,dan kaki yang melangkah bersama. Kami terlihat tidak begitu dekat, tapi dari apa yang ditampilkan tiap hari kami jelas tidak seperti itu. Kami sudah terlalu dekat dan kami team yang solid.
Bahkan saat hari terakhir bersama aku menangis tersedu-sedu hanya karena ditinggal oleh mereka. Zella dan Lala terus memelukku erat. Aku ingat saat aku butuh makanan, Zella minta kami ke kosnya buat makan. Saat itu pula keisengan kita muncul saat bersama,selfi,bahkan macam pemotretan  di  kamar kos. Yang aku ingat Zella adalah adalah sosok pecinta pink dan hello kitty semua hal dikamarnya berbau hello kitty bahkan Febri sampai terbengong karena kebiasaan Zella itu. Itulah kami, kami dengan karakter dan watak yang berbeda. Aku dengan watak yang yang suka nrocos,Zella yang penurut dan super girl,Lala yang cukup dewasa,Gres yang suka iseng, kami punya kebisaan yang sama, kebisaan berselfie hha.., .Banyak hal yang terjadi disini,bahkan Brian juga menangis. Aku ingat waktu aku jadi obat nyamuknya dengan Febri. Aku emang Cuma sendirian tapi kami bertiga sangat asik. Kamii bercanda sepanjang  jalan. Meskipun kadang aku dikerjain tak apalah cukup mengusir penat. Masih dengan segmen yang sama aku suka dengan persahabatan ini. Ruang dan waktu memang memaksa persahabatan ini. Tapi aku tidak pernah menyesal mengenal mereka, mereka adalah perempuan hebat yang berhati tangguh walaupun tak jarang mereka menangis karena nonton fim. Aku ingat waktu aku dikasih film 3600 detik, aku menangis sambil tertawa karena Febri mentertawakan air mata yang meluncur dari pelupuk mataku.
Aku juga ingat waktu siang-siang ke kos Lala , aku malah nggosip abis-abisan sama Yuan dan Lala so pasti Febri juga. Bosan nggosip aku ke kamar Hanggar. Lah ternyata mereka lagi nonton film. Nangis pula. Kebisaan nonton film cengeng.
Aku sering berpesan pada Lala
“La kamu harus bisa presentasi yang bagus ya, lebih bagus dari aku, aku bukan apa-apa kok dibanding kamu.. janji sama aku kita bakal ketemu lagi setelah ini, kamu yang semangat, jangan nangis lagi,buat yang terakhir kamu senyum ya” tuturku sambil memeluk dia, air mata memang tak bisa terbendung, kami terisak-isak. Lala malah tambah nangis. Ini kehilangan yang selama ini tak pernah aku duga, aku kira tak akan seperti ini. Lala bilang kita pasti bertemu lagi. Entah nanti pas kuliah atau kapan. Yang jelas aku dan Lala punya komitmen yang sama kita pengen sekolah di “UGM”.
Zella emang terlalu lembut orangnya
Pesan Zella
“Vit,maafin Zella ya kalau ZElla banyak salah sama Vita, Vita baik-baik disini” Dia meluk aku sambil nangis, Zella adalah satu-satunya orang yang buat aku nangis terus kalau denger suaranya.
Beda Zella beda lagi Yuan
Kalau Yuan pesannya simple
“Vita baik-baik disini, jangan lupa main ke pacitan kan Cuma dekat, kita ketemunya di perbatasan aja” Kalau Yuan gak ada yang aku semangatin pas presentasi siapa?. Alah kehilangan semua sahabat-sahabat terbaikku disini.
Teman, selama bumi masih berputar gak ada salahnya kita berharap bertemu kembali. Walaupun untuk bertemu lagi takkan mudah. Akan banyak ruang yang waktu yang terlewatkan. Dan ribuan km jalan yang harus kita tempuh. Selagi kita masih berjalan lurus, aku yakin kita pasti bertemu lagi. Tuhan akan memberikan jalan yang berbeda pada kita tapi kelak perbedaan itu kan membentuk silang yang berhenti pada satu titik. Ya, titik itu pertemuan kita.
Kalau tidak tahun ini , berarti tahun besok, kalau tidak tahun besok, berarti tahun depannya lagi. Kita hanya berharap dan merencanakan. Untuk pelaksanaannya biar Tuhan yang mengatur. Kalaupun kenangan bisa dijual, aku tidak akan menjual kenangan ini. Kenangan pahit dan manis.
“Kalaupun kita harus berpisah dalam waktu yang lama
Setidaknya tiap detik pertemuan kita akan sangat berharga”
Setelah nangis-nangisan selesai kami berfoto-foto dulu. Lah malah aku kena, aku foto dengan EGy, mana tampang juelek banget abis nangis malah diajak foto. Semakin gak jelas kan.

1 April 2015
Hari pertama kami tanpa sahabat dekat. Semuanya hambar,sepi dan serba aneh.Biasanya ada yang diajak nggosip jamaah. Eh ternyata sekarang udah gak ada. Kalau ditanya sepi gak, jawabnya sepi banget. Jadi pengen pulang,gak semangat pkl lagi. Sedihnya ditinggal ya seperti ini.
Masuk ke area kisah kasih di pkl-an. Kun dan Iza pada akhirnya putus setelah perpisahan itu. Aku hanya bengong saat pertama kali masuk humas bersama teman-teman yang laki-laki. Biasanya rempong sekarang diem. Banyak hal yang berubah saat semua jadi campur. Semua jadi lebih dekat telebih aku dan Egy. Tapi awalnya 1 kelas dengan dia sangat tidak asik. Kenapa? Karena Egy dan aku sama-sama baru pertama kali pacaran dengan teman sekelas. Semuanya serba canggung,tidak seluwes biasanya,mau begini salah,begitu salah , serba gak enak intinya. Sampai-sampai aku dan dia malah terasa lebih jauh dari biasanya. Kami hanya saling diam di humas. Hari-hari berlalu sangat cepat akhirnya aku dan Egy bisa menyelesaikan masalah kita yang ini. Setelah itu kami semakin dekat dan kami nyaman dengan kondis ini seperti ini. Kalau sudah seperti ini akan ada yang hilang nantinya kalau aku pulang.
Hari-hari berlalu benar-benar sangat cepat setiap malam minggu tiba aku tidak lagi berteman dengan lagu-lagu cengengku, tapi dengan Egy untuk sekedar jalan dan ngobrol banyak. Banyak hal yang membuat kita kompak. Kami punya banyak perbedaan yang membuat  kami dekat , dari hal kecil ataupun besar. Yang aku suka , dia juga suka kucing. Yap..yap kucing hewan lucu yang bisanya ngomong ‘meongg”. Dia adalah mentor terbaikku disini, dia membantu aku belajar. Tekatku mempelajari html5 bisa terwujud karena dia. Banyak yang dia jelaskan. Aku suka itu. Padahal yang akau tahu dia bukan orang yang suka ditanya. Jujur saja dia orang yang cuek dan benci ditanya-tanya terus. Aku yakin waktu mengajari aku dia menambah porsi kesabarannya menjadi 5x lipat. Ya kan Gy?. Terlalu saling melengkapi kalau kita. Dia gak suka ditanya-tanya,akunya suka tanya-tanya dan masih banyak lagi sifat yang berlawanan dari kami. Sebanyak-banyaknya perbedaan diantara kami banyak juga kesamaan kami. Dari situlah kita memulai komitmen.
Kalimat dari Egy yang membuat aku selalu ingat komitmen itu ,‘kita akan sama-sama sukses nanti,aku jadi analis,kamu jadi technisi,kita sama-sama udah dewasa,dan kalau kita ditakdirkan bersama lagi pasti kita akan kembali. “
“Kamu yakin siap ldr?”tanyaku
“Yakin, semua keputusan di tangan kamu” jelasnya
“Kalo aku mau ldr sampai 8 tahun lagi?” tanyaku lagi
“Emang kamu kuat nggantung terus?” tanyanya balik
“InsyaAllah Egy” jawabku sambil tersenyum puas.
Apa buah dari keyakinan ini? Apa kita sudah bisa ldr? Ya biar waktu yang menjawab. Kalaupun  keyakinan ini berbuah pahit pun aku akan menerima dengan ikhlash. Kenapa? Karena dari sini aku belajar tentang komitmen,menjaga komitmen,dan dari situ aku menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya. Ldr ini tidak akan menyita waktuku dan aku bisa belajar lebih banyak waktu. Untuk dampak yang lainnya biarkan saja, biar mengalir seperti air dan aku kan mengikuti arusnya dulu sampai aku menemukan apa yang harus ku putuskan.
Setiap sudut dan jalan kota ini menyimpan banyak kenangan, tentang nilai persahabatan,nilai komitmen dan sempitnya ruang yang melebarkan  persahabatan diantara kami. Kami sudah mengalami fase yang membuat kami lebih dewasa. Banyak hal yang terjadi diantara kami. Membangun persahabatan , perselisihan,tangis,marah,diam,tawa, dan canda. Kalian adalah orang-orang hebat yang bisa mengukir banyak kenangan di waktu yang sangat singkat. Kalau waktu dapat ku putar aku akan memperbaiki apa yang telah terjadi akan ku ubah semua lebih manis lagi.
Sahabat, kalian berikan rasa percaya dan sedih yang mendalam ketika kalian pergi, satu persatu kalian meninggalkan aku disini.  Hal yang aku takutkan adalah perpisahan kita dan setelah itu tak ada pertemuan lagi. Aku takut hal itu terjadi. Kilometer jalanan yang membentang,laut yang memisahkan dan tanah yang berbeda telah membuktikan kalau kita adalah anak-anak yang hebat, anak-anak yang kuat,dan anak-anak yang bisa menjaga kepercayaan. Dan kini giliran aku yang harus pergi, aku masih ingin disini tapi aku harus terus melangkah lagi, melanjutkan komitmen dan beribu cita-cita serta mimpiku. Terimakasih untuk persahabatan yang indah ini.
Jogja,29 April 2015
Egy, aku bahagia pernah jadi bagian kecil di masa remajamu dan aku beruntung pernah menuai komitmen singkat bersamamu. Terimakasih untuk waktu yang singkat ini, kamu adalah bagian indah di masa remajaku yang membuat aku belajar lebih dewasa. Jika nanti cita-cita kita terwujud aku akan sangatlah bangga sebab aku adalah salah satu orang yang kau beri tahu tentang angan dan cita-citamu. Begitupun kamu, jika aku nanti menjadi apa yang aku impikan selama ini kamu akan jadi orang yang mendorongku untuk itu, kalaupun kita takkan berjumpa lagi dan jika suatu saat diantara kita memutuskan untuk pergi biar doa yang jadi penghantarnya agar tiada yang menyesal diantara kita. Kalaupun kita bertemu lagi, aku yakin kita sudah sama-sama sukses. Aku yakin itu. Aku memang tidak pernah yakin dengan LDR tapi aku akan menjalani itu selagi aku mampu. Aku tidak janji untuk terus menghubungi kamu setiap hari, karena aku sudah menjalani komitmen yang kita buat bersama. Mungkin aku tidak akan mmebangunkan kamu lagi setiap pagi, tapi tahuilah saat kamu masih terlelap aku sudah berangkat mengejar komitmen kita. Kalau tiap malam bbm pending kamu harus tahu kalau di tempatku xl belum 3g. Maaf untuk semua sikapku yang membuat kamu tidak nyaman. Dan terimakasih untuk rasa sebal,sedih,dan senang sebulan ini. Tanggal 29 ini terakhir kita bertemu sebagai anak-anak. Dan 8 tahun lagi, tanggal 29 Maret 2023 aku tunggu di tempat ini lagi. Entah kamu sudah punya yang baru atau belum aku tidak peduli, aku hanya ingin bertemu untuk sekedar berterima kasih dan pamer kalau aku sukses J hehehe.
  Buat semua salam sukses untuk kalian… kita pasti ketemu lagi J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar