MIMPI
Pagi yang tak secerah biasanya. Semuanya tampak redup
dan mendung menyambut. Seolah tahu perasaan yang tengah berkecamuk di dalam
ragaku. Hari-hariku di Jogja terasa hambar, aku ditinggal seseorang yang ku
sebut pacar ke laut. Dia pelaut.
Kisah ini berawal dari
pertemuan pertama kita di tempat pkl. Ya tempat pkl, yang mereka anggap sebagai
dunia kerja baru bagi anak-anak smk yang magang kerja. Dari namanya saja sudah
bisa ditebak seperti apa sih pkl itu. Minggu pertama di Jogja , masih pagi dan
sepi sekali. Tidak banyak hal yang aku tahu tentang tempat baru ini. Semuanya
beda, disini sunyi, gak ada teman, dan masih polos-polosnya. 2 hari mengurung
diri di kamar, bukan mengurung sih, Cuma bingung aja mau kemana. Gak punya
kenalan, gak ada teman, dan masih baru.
Pertama kali sudah ada orang yang membuat aku kesal, baru pertama ketemu saja
kesannya udah gak enak. Panggil saja RASTI. Hahaha.. itu nama samaran daripada
mawar mending rasti kan. Ya lanjut Rasti ini satu kos dengan aku. Kamarnya
diatas (bagi yang merasa, maaf ya J) . Pertama ketemu dia sinis banget
sama kita. Cuek dan mukanya menyebalkan so much.
Lanjut hari pertama masuk pkl,pastinya
menegangkan,serba salah dan takut salah. Berangkat jam 7 pagi, padahal kosnya
Cuma samping tempat pkl. Setelah beberapa saat aku ketemu dengan pimpinannya
sini kemudian disuruh ikut langsung workshop di lab 3. Ketemu muka-muka
songong,baru,asing,dan menyebalkan tentunya. Inilah mengapa kebencian di hari
pertama terjadi. Aku ditinggal semua teman-teman pkl. Bingung , sendiri , dan
ditinggal.
Kami perkenalan,sedikit cerita ada yang menyebalkan disini. Entah karena
orangnya terlalu rame atau apa. Hari terburuk dalam sejarah dimulai. Awal yang
lumayan untuk perjalanan 3 bulan ke depan. Aku sempat berpikiran supaya pkl
cepat selesai.
Sampai saatnya masuk mereka heboh sekali. Tidak seperti suasana pkl yang akau
harapkan. 180˚ berubah dan berbeda. Kali ini aku benar-benar ngerasa gak
nyaman.Semua terasa asing disini. Apalagi karena kami berbeda, ya yang lain
pake rok panjang dan kami tidak. Disitulah rasa minder terjadi. Saat aku duduk
di pojokan bersama febri , kami langsung disuruh perkenalan. Kesan
pertama, arrgghhhhh gak jelas. Istirahat kami ditinggal. Resiko anak
baru. Tapi setidaknya hari ini aku punya teman baru, namanya Lala. Dia
satu-satunya orang yang membantu tugas pertama kami hari itu. Hari pertama
berlalu lambat. Ya lambat sekali, namanya awalan wajar jika seperti ini. “Feb,
gimana perasaanmu hari ini?”tanyaku saat berjalan pulang. “rasanya gak
jelas!”cetus Febri dengan mukanya yang lelah. “berangkat pagi pulang
sore”pikirku.
Waktu berlalu dengan cepat kami sering
bersama di humas. Kami sering bertemu , beberapa hari setelah aku datang ada
anak baru dari Ambon. Kami cukup dekat karena kami sama jurusannya. Lama
kelamaan kami lebih dekat bukan lagi dengan anak-anak Ambon tapi dengan
semuanya.
Hari berlalu tibalah akhir Februari yang
targetnya kita harus presentasi. Presentasi pertama cukup menegangkan aku
menyiapkan materi dengan sebaik-baiknya. Kelompokku maju duluan. Presentasi
sengit hahaha.. kenapa sengit? Karena aku selalau menyangkal komentar
pembimbingku. Agak grogi awalnya tapi sedikit nasehat dari mentor kami yang
buat aku begini.
Di bulan pertama Febri dekat dengan cowok lamongan
namanya Brian. Mereka sangat dekat sampai aku tidak menyadari kalau sebenarnya
mereka sudah pacaran. Mereka pacaran diam-diam , pacaran mereka hanya selama
kami masih di Jogja. Setelah pulang ke lamongan mereka putus. Tapi memang
kenyataan tak selalu baik, mereka mulai menjauh. Tak sehangat dulu lagi. Mereka
crash.
Aku sering sendiri di kamar karena Febri pergi dengan
Brian. Sendiri,membuka hp berulang kali berharap ada yang sms/bm/inbox nyatanya
0 besar. Aku masih kesepian. Aku sendiri dan menghabiskan malam-malamku dengan
bermain laptop. Dan mendengarkan lagu-lagu cengeng tiap malam minggu datang.
Sewaktu aku pertama kali disini , aku pernah memusatkan perhatianku pada satu
orang, dia orang yang smart, dia sering
presentasi pada saat itu. Setelah lama aku tak lagi melihat dia lagi , dia ada
tapi aku tak lagi memikirkan dia lagi. Aku mulai sibuk dengan persepsi dan
mimpiku.
Kali ini aku seperti terobsesi dengan keinginanku
sendiri. Banyak hal yang ku pelajari disini. Jauh dari orang tua,hidup sendiri
dan belajar sendiri. Obsesiku untuk menjadi penulis semakin menjadi disini.
Banyak hal yang membuat aku semakin suka mengarang tulisan, disini aku punya banyak
waktu luang untuk sekedar membuat tulisan makanya aku sering posting tulisanku
di blog. Meskipun tulisanku masih ecek-ecek setidaknya aku sudah menunjukkan
sedikit minatku pada dunia. Sejujurnya ini bukan jalan hidupku yang sebenarnya.
Aku tercipta untuk jadi anak IT bukan sebagai penulis cerita-cerita seperti
ini. Penulis bukan satu-satunya tujuan hidupku saat ini. Ini cuma hobiku sejak
aku masih sd. Aku suka dengan tulisan dan menulis entah itu puisi atau lainnya.
Bahkan dulu waktu aku kelas 5 sd aku pernah ikut lomba cipta puisi. Aku suka
dan mencintai hobiku. Tapi masa-masa SMK ini aku sudah tidak seproduktif waktu
SMP dalam mengarang. Waktu SMP aku punya kawan namanya Wening , dia partnerku
kalau membuat cerpen, cerpen dengan genre apa saja.
Minatku sekarang masih sebagai tekhnisi. Entah kenapa
di Jogja ini aku punya ide untuk menulis, semua tentang orang yang aku baru aku
kenal, persahabatan yang berbatas waktu,bahkan
kisah kasih penuh komitmen.
Semua kisah ini berawal di Jogja,2 February 2015.
Aku punya banyak teman disini, aku sayang sekali pada
mereka meskipun baru mengenal mereka. Mereka berbeda, mereka asik,dan kita
nyambung walaupun beda. Kita bertemu dalam terbatasnya ruang dan waktu dan kita
menjalin persahabatan. Pertemanan kita manis. Aku suka datang ke kos mereka.
Mereka baik sekali padaku padahal aku 1 bulan lebih terbelakang. Awalnya sulit
berbaur dengan mereka. Sangat sulit. Dengan latar belakang jurusan yang
berbeda.Pada akhirnya kami pun membaur ,kami jadi sehati.
Aku sering memotifasi Lala, dia sahabat terbaikku
disini. Banyak hal yang aku pelajari dari dia, begitupun sebaliknya. Kami
melengkapi dan kami klop. Setiap siang aku sering sekali bercerita banyak hal
dengan dia. Dia lebih cantik kalo gak pake jilbab. Gaya ketawanya sedikit aneh.
Tapi disitu uniknya dia. Dia kadang terlihat lebih dewasa. Lala adalah orang
pertama yang sering main ke kosku. Dia suka tiba-tiba datang dan mengagetkan
aku. Pertama kunjungannya aku belum mandi dan sibuk nonton film. Haha..
kedengarannya lucu. Dia sering meminta aku main ke kosnya.
Yang ini beda lagi, namanya Yuan, cantik, berjilbab
pula. Dia cukup dekat dengan aku. Setiap siang dia punya kebiasan nutup mata
aku dari belakang. Dia ini suka bercanda. Awal percakapanku dengan dia juga
karena Lala. Kami dekat, yang paling bikin gemes sama dia kalau dia mau
presentasi pasti ribetnya setengah mati. Aku aja sampai jadi suporternya dia
tiap kali presentasi. Bullyan yang sangat melekat di diri anak ini adalah mawar
dan melon. Si mawar ya itu Brian. Mereka dalam lingkaran hubungan yang rumit.
Hanggar, si chubby yang satu ini sangat lucu.
Kedekatanku dengan dia karena hobby yang sama. Hobby nonton film korea. Aku
sering tukar-tukaran film sama dia. Yang aku sesalkan aku lupa ngasih lagu
“Don’t Forget me OSt. The Greatest” padahal dia pengen banget. Sekilas hampir
semua ost dari The Greatest mellow.Tapi yang paling aku suka ya yang ini. Kami
nyambung kalau masalah korea-koreaan.
Ada lagi 2 makhluk yang selalu ada di dalam kamar
kosku, si Febri sama Si Eges. Kami sangat dekat. Kami tidur di 1 kamar. Eges
dengan sejuta kebiasaan gak jelasnya buat aku dan Febri sering kesiangan. Eges
emang terlalu cewek, mandinya lama banget. Penyakit yang membuat kita selalu
tidur terlalu malam adalah kebiasaan Eges cerita terus sampai malam. Dan aku
jadi pendengarnya. Febri selalu tidur duluan dan bangunnya selalu duluan juga.
2 makhluk ini benar-benar kompak. Si Febri semakin gila foto dan Eges semakin
gila makan. Kebiasaan buruk kami, makan larut malam. Dan yang aneh kami
sepiring bertiga. Kurang romantis gimana coba kalau kaya gitu.
Masih ada 1 makhluk ajaib lagi,dia yang dulu pernah
aku menyita perhatianku datang. Semua karena outbond. Malam itu aku bm dia.
“ikut?” kataku. Dia gak jawab. Tapi malah njemput ke student lounge dengan
Zenddy. Di episode sebelumnya aku sering digombali sama Zend. Semua anak pkl
pasti pernah digombali makhluk yang ini.Haha, buat fun aja. Lah setelah itu dia
bales bm “ikut” lah dia balesny setelah
aku duduk di bale lantip. SEtelah itu aku menyapa dia. Dia hanya tertawa. Lama
berlalu kita dekat. Sampai dia bilang mau menemui pulang nanti. Ya benar dia
menemui aku walaupun agak telat. Dia mengajak aku agak menjauh dari
teman-teman. “Vit,nanti malam ketemu ke atap ya, abis maghrib atau isya’” Tutur
Egy. “Iya, mau ngapain?” tanyaku aneh. “ngobrol, selama ini kita kan gak pernah
ngobrol” jawabnya. “Ok” sahutku. Yang membuat aku speakless, dia mengusap
kepalaku dulu sebelum aku pergi. Hal yang aneh, baru kali ini aku ngrasain ini.
Aku sempat bingung. Aku takut dengan rasa setiaku selama ini. Tapi? Aku dan
pacarku sudah jauh. Kami jauh tak seperti dulu tak senyaman dulu. Komitmen yang
pernah kita bangun luntur begitu saja. Kami udah tak cocok lagi.
Satu hal kenapa Egy aku anggap lebih baik dari
seseorang yang anggap pacar itu adalah cara dia memperlakukan aku. Dia sangat
baik, aku suka dia yang ramah dan humornya. Kali ini aku menemui dia, kita
banyak bercerita, kita nyambung, dan obrolan kita gak ada matinya. Dia
pendengar yang baik, aku suka itu. Malam-malam berikutnya dia datang ke kosku
tapi aku tidak mau keluar dengan alasan sudah malam dan lain sebagainya.
Kemudian di malam berikutnya dia datang lagi, kali ini hujan. Karena aku tidak
enak, aku pun keluar dan apa yang terjadi aku dapat surprise kecil dari dia.
Aku cukup speakless. Hujan-hujan seperti ini masih sempat datang membawakan
kesukaanku. Saat aku mau balik dia mengusap rambutku lagi. Kata dia aku lebih
cocok kalu kuncir jempol seperti kalau di kampus.
1 hal yang buat aku semakin bersalah saat teman satu
kosku,Vivi bilang kalau di malam sebelumnya Egy sempat tertidur kemudian
dibangunkan Kun untuk menemui aku. Dia mandi sangat lama,pakai minyak wangi
banyak. Tapi saat itu aku menolak untuk sekedar keluar dari kos. Ternyata
pengorbanannya sia-sia malam itu. Maafin aku ya…
20 Maret 2015
Aku pulang ke rumahku. Aku izin satu hari. Setelah
itu. Hari minggu tanggal 22 Maret 2015 aku kembali ke Jogja. Aku sempat janjian
sama dia, dia bakal jemput aku. Ternyata waktu aku sampai Giwangan, dia bilang tidak
bisa nyusul. Saat aku sampai di halte JEC , Egy sudah duduk disana. Nunggu aku,
dibela-belain padahal seharusnya dia istirahat karena malamnya dia ngglandang
di Malioboro bersama teman-temannya. Dia membuat kejutan lagi. Aku kaget. Dia
pun membawakan barangnya Febri. Dan bercerita banyak hal. Dia menggandeng aku. Sampai
di dekat kosnya, banyak anak-anak yang bersorak sorai, alay banget. Ternyata
semua di broadcast. Aku malu setengah mati. Sejak itu banyak yang tahu tentang
aku dan Egy.
26 Maret 2015
Kami sudah dekat sekali. Sampai pada akhirnya waktu
memisahkan kita lagi. Disaat kita sangat dekat disitu kita berpisah. Saat ruang
dan waktu mempertemukan kita. Saat itu pula ruang dan waktu pula yang
memisahkan kita. Disini saksi kita tertawa,diam,bahkan nangis. Kita terlalu
sering mendengar lagu cengeng bersama. Disini disaat mata sudah biasa saling
bertatap,mulut saling berbicara,tangan yang sering berbuat bersama,dan kaki
yang melangkah bersama. Kami terlihat tidak begitu dekat, tapi dari apa yang
ditampilkan tiap hari kami jelas tidak seperti itu. Kami sudah terlalu dekat
dan kami team yang solid.
Bahkan saat hari terakhir bersama aku menangis
tersedu-sedu hanya karena ditinggal oleh mereka. Zella dan Lala terus memelukku
erat. Aku ingat saat aku butuh makanan, Zella minta kami ke kosnya buat makan. Saat
itu pula keisengan kita muncul saat bersama,selfi,bahkan macam pemotretan di
kamar kos. Yang aku ingat Zella adalah adalah sosok pecinta pink dan
hello kitty semua hal dikamarnya berbau hello kitty bahkan Febri sampai
terbengong karena kebiasaan Zella itu. Itulah kami, kami dengan karakter dan
watak yang berbeda. Aku dengan watak yang yang suka nrocos,Zella yang penurut
dan super girl,Lala yang cukup dewasa,Gres yang suka iseng, kami punya kebisaan
yang sama, kebisaan berselfie hha.., .Banyak hal yang terjadi disini,bahkan
Brian juga menangis. Aku ingat waktu aku jadi obat nyamuknya dengan Febri. Aku
emang Cuma sendirian tapi kami bertiga sangat asik. Kamii bercanda
sepanjang jalan. Meskipun kadang aku
dikerjain tak apalah cukup mengusir penat. Masih dengan segmen yang sama aku
suka dengan persahabatan ini. Ruang dan waktu memang memaksa persahabatan ini.
Tapi aku tidak pernah menyesal mengenal mereka, mereka adalah perempuan hebat
yang berhati tangguh walaupun tak jarang mereka menangis karena nonton fim. Aku
ingat waktu aku dikasih film 3600 detik, aku menangis sambil tertawa karena
Febri mentertawakan air mata yang meluncur dari pelupuk mataku.
Aku juga ingat waktu siang-siang ke kos Lala , aku
malah nggosip abis-abisan sama Yuan dan Lala so pasti Febri juga. Bosan nggosip
aku ke kamar Hanggar. Lah ternyata mereka lagi nonton film. Nangis pula.
Kebisaan nonton film cengeng.
Aku sering berpesan pada Lala
“La kamu harus bisa presentasi yang bagus ya, lebih
bagus dari aku, aku bukan apa-apa kok dibanding kamu.. janji sama aku kita
bakal ketemu lagi setelah ini, kamu yang semangat, jangan nangis lagi,buat yang
terakhir kamu senyum ya” tuturku sambil memeluk dia, air mata memang tak bisa
terbendung, kami terisak-isak. Lala malah tambah nangis. Ini kehilangan yang
selama ini tak pernah aku duga, aku kira tak akan seperti ini. Lala bilang kita
pasti bertemu lagi. Entah nanti pas kuliah atau kapan. Yang jelas aku dan Lala
punya komitmen yang sama kita pengen sekolah di “UGM”.
Zella emang terlalu lembut orangnya
Pesan Zella
“Vit,maafin Zella ya kalau ZElla banyak salah sama
Vita, Vita baik-baik disini” Dia meluk aku sambil nangis, Zella adalah
satu-satunya orang yang buat aku nangis terus kalau denger suaranya.
Beda Zella beda lagi Yuan
Kalau Yuan pesannya simple
“Vita baik-baik disini, jangan lupa main ke pacitan
kan Cuma dekat, kita ketemunya di perbatasan aja” Kalau Yuan gak ada yang aku
semangatin pas presentasi siapa?. Alah kehilangan semua sahabat-sahabat
terbaikku disini.
Teman, selama bumi masih berputar gak ada salahnya
kita berharap bertemu kembali. Walaupun untuk bertemu lagi takkan mudah. Akan
banyak ruang yang waktu yang terlewatkan. Dan ribuan km jalan yang harus kita
tempuh. Selagi kita masih berjalan lurus, aku yakin kita pasti bertemu lagi.
Tuhan akan memberikan jalan yang berbeda pada kita tapi kelak perbedaan itu kan
membentuk silang yang berhenti pada satu titik. Ya, titik itu pertemuan kita.
Kalau tidak tahun ini , berarti tahun besok, kalau
tidak tahun besok, berarti tahun depannya lagi. Kita hanya berharap dan
merencanakan. Untuk pelaksanaannya biar Tuhan yang mengatur. Kalaupun kenangan
bisa dijual, aku tidak akan menjual kenangan ini. Kenangan pahit dan manis.
“Kalaupun kita harus berpisah dalam waktu yang lama
Setidaknya tiap detik pertemuan kita akan sangat
berharga”
Setelah nangis-nangisan selesai kami berfoto-foto
dulu. Lah malah aku kena, aku foto dengan EGy, mana tampang juelek banget abis
nangis malah diajak foto. Semakin gak jelas kan.
1 April 2015
Hari pertama kami tanpa sahabat dekat. Semuanya
hambar,sepi dan serba aneh.Biasanya ada yang diajak nggosip jamaah. Eh ternyata
sekarang udah gak ada. Kalau ditanya sepi gak, jawabnya sepi banget. Jadi
pengen pulang,gak semangat pkl lagi. Sedihnya ditinggal ya seperti ini.
Masuk ke area kisah kasih di pkl-an. Kun dan Iza pada
akhirnya putus setelah perpisahan itu. Aku hanya bengong saat pertama kali
masuk humas bersama teman-teman yang laki-laki. Biasanya rempong sekarang diem.
Banyak hal yang berubah saat semua jadi campur. Semua jadi lebih dekat telebih
aku dan Egy. Tapi awalnya 1 kelas dengan dia sangat tidak asik. Kenapa? Karena
Egy dan aku sama-sama baru pertama kali pacaran dengan teman sekelas. Semuanya
serba canggung,tidak seluwes biasanya,mau begini salah,begitu salah , serba gak
enak intinya. Sampai-sampai aku dan dia malah terasa lebih jauh dari biasanya.
Kami hanya saling diam di humas. Hari-hari berlalu sangat cepat akhirnya aku
dan Egy bisa menyelesaikan masalah kita yang ini. Setelah itu kami semakin
dekat dan kami nyaman dengan kondis ini seperti ini. Kalau sudah seperti ini akan
ada yang hilang nantinya kalau aku pulang.
Hari-hari berlalu benar-benar sangat cepat setiap
malam minggu tiba aku tidak lagi berteman dengan lagu-lagu cengengku, tapi dengan
Egy untuk sekedar jalan dan ngobrol banyak. Banyak hal yang membuat kita
kompak. Kami punya banyak perbedaan yang membuat kami dekat , dari hal kecil ataupun besar.
Yang aku suka , dia juga suka kucing. Yap..yap kucing hewan lucu yang bisanya
ngomong ‘meongg”. Dia adalah mentor terbaikku disini, dia membantu aku belajar.
Tekatku mempelajari html5 bisa terwujud karena dia. Banyak yang dia jelaskan.
Aku suka itu. Padahal yang akau tahu dia bukan orang yang suka ditanya. Jujur
saja dia orang yang cuek dan benci ditanya-tanya terus. Aku yakin waktu
mengajari aku dia menambah porsi kesabarannya menjadi 5x lipat. Ya kan Gy?.
Terlalu saling melengkapi kalau kita. Dia gak suka ditanya-tanya,akunya suka
tanya-tanya dan masih banyak lagi sifat yang berlawanan dari kami. Sebanyak-banyaknya
perbedaan diantara kami banyak juga kesamaan kami. Dari situlah kita memulai
komitmen.
Kalimat dari Egy yang membuat aku selalu ingat komitmen
itu ,‘kita akan sama-sama sukses nanti,aku jadi analis,kamu jadi technisi,kita
sama-sama udah dewasa,dan kalau kita ditakdirkan bersama lagi pasti kita akan
kembali. “
“Kamu yakin siap ldr?”tanyaku
“Yakin, semua keputusan di tangan kamu” jelasnya
“Kalo aku mau ldr sampai 8 tahun lagi?” tanyaku lagi
“Emang kamu kuat nggantung terus?” tanyanya balik
“InsyaAllah Egy” jawabku sambil tersenyum puas.
Apa buah dari keyakinan ini? Apa kita sudah bisa ldr?
Ya biar waktu yang menjawab. Kalaupun
keyakinan ini berbuah pahit pun aku akan menerima dengan ikhlash.
Kenapa? Karena dari sini aku belajar tentang komitmen,menjaga komitmen,dan dari
situ aku menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya. Ldr ini tidak akan
menyita waktuku dan aku bisa belajar lebih banyak waktu. Untuk dampak yang
lainnya biarkan saja, biar mengalir seperti air dan aku kan mengikuti arusnya
dulu sampai aku menemukan apa yang harus ku putuskan.
Setiap sudut dan jalan kota ini menyimpan banyak
kenangan, tentang nilai persahabatan,nilai komitmen dan sempitnya ruang yang
melebarkan persahabatan diantara kami.
Kami sudah mengalami fase yang membuat kami lebih dewasa. Banyak hal yang
terjadi diantara kami. Membangun persahabatan ,
perselisihan,tangis,marah,diam,tawa, dan canda. Kalian adalah orang-orang hebat
yang bisa mengukir banyak kenangan di waktu yang sangat singkat. Kalau waktu
dapat ku putar aku akan memperbaiki apa yang telah terjadi akan ku ubah semua
lebih manis lagi.
Sahabat, kalian berikan rasa percaya dan sedih yang
mendalam ketika kalian pergi, satu persatu kalian meninggalkan aku disini. Hal yang aku takutkan adalah perpisahan kita
dan setelah itu tak ada pertemuan lagi. Aku takut hal itu terjadi. Kilometer
jalanan yang membentang,laut yang memisahkan dan tanah yang berbeda telah
membuktikan kalau kita adalah anak-anak yang hebat, anak-anak yang kuat,dan
anak-anak yang bisa menjaga kepercayaan. Dan kini giliran aku yang harus pergi,
aku masih ingin disini tapi aku harus terus melangkah lagi, melanjutkan
komitmen dan beribu cita-cita serta mimpiku. Terimakasih untuk persahabatan
yang indah ini.
Jogja,29 April 2015
Egy, aku bahagia pernah jadi bagian kecil di masa
remajamu dan aku beruntung pernah menuai komitmen singkat bersamamu. Terimakasih
untuk waktu yang singkat ini, kamu adalah bagian indah di masa remajaku yang
membuat aku belajar lebih dewasa. Jika nanti cita-cita kita terwujud aku akan
sangatlah bangga sebab aku adalah salah satu orang yang kau beri tahu tentang
angan dan cita-citamu. Begitupun kamu, jika aku nanti menjadi apa yang aku
impikan selama ini kamu akan jadi orang yang mendorongku untuk itu, kalaupun
kita takkan berjumpa lagi dan jika suatu saat diantara kita memutuskan untuk
pergi biar doa yang jadi penghantarnya agar tiada yang menyesal diantara kita.
Kalaupun kita bertemu lagi, aku yakin kita sudah sama-sama sukses. Aku yakin
itu. Aku memang tidak pernah yakin dengan LDR tapi aku akan menjalani itu
selagi aku mampu. Aku tidak janji untuk terus menghubungi kamu setiap hari,
karena aku sudah menjalani komitmen yang kita buat bersama. Mungkin aku tidak
akan mmebangunkan kamu lagi setiap pagi, tapi tahuilah saat kamu masih terlelap
aku sudah berangkat mengejar komitmen kita. Kalau tiap malam bbm pending kamu
harus tahu kalau di tempatku xl belum 3g. Maaf untuk semua sikapku yang membuat
kamu tidak nyaman. Dan terimakasih untuk rasa sebal,sedih,dan senang sebulan
ini. Tanggal 29 ini terakhir kita bertemu sebagai anak-anak. Dan 8 tahun lagi,
tanggal 29 Maret 2023 aku tunggu di tempat ini lagi. Entah kamu sudah punya
yang baru atau belum aku tidak peduli, aku hanya ingin bertemu untuk sekedar
berterima kasih dan pamer kalau aku sukses J hehehe.
Buat semua
salam sukses untuk kalian… kita pasti ketemu lagi J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar