Penyeka
Tangisku
Pagi ini jingga merebak di ufuk timur dengan
naungan langit yang masih gelap. Pukul 05.00 aku menggeser posisi tidurku dan segera
meraih jam wekerku yang sejak tadi berdering menyakiti gendang telingaku. Aku
terbangun dengan muka berantakan tanpa rasa bersalah menguap lebar (Upz… ). Ku
rengkuh guling disampingku masih ngantuk berat tapi gimana lagi kampus biru
sudah menanti. Aku bergegas kebawah dan mandi. Usai siap-siap langsung saja
mencomot roti di meja makan yang udah rapi di meja makan,entah siapa yang
menyiapkan. Kalau kakak yang nyiapin gak mungkin,kakak biasanya masih molor.
Ahh, tanpa pikir panjang aku langsung nangkring di depan rumah nunggu bus
kota. Pak Bro pasti berhenti kalau lewat
depan rumah karena penggemar bisnya ada disini. Bukan penggemar sih tapi sering
naik bus ini aja ntar Pak Bro GR. Sampai di kampus biru udah disambut guru-guru
killer yang biasa nangani warga kampus yang banyak tingkah alias banyak kasus. Aku dengan santainya lewat didepan anak-anak
yang bermasalah yang baru dihukum setelah ku perhatikan satu per satu ternyata
ada Jerry cowo’ cool fakultas ekonomi yang 1 organisasi sama aku. Lebih
tepatnya organisasi mahasiswa yang pengen sibuk dan aktif di masa mudanya. Ni
orang diam-diam ikut organisasi kaya gini,aku aja nyesel ikut organisasi
ini(orang males suruh sibuk, miapa??). Padahal Jerry itu lebih cocok jadi anak band yang
doyan ke café 24 jam terus jadi disk joky café itu. Nyatanya bukan, dia itu
cowo jenius yang pernah dapat penghargaan pelestarian alam dari dinas
perhutanan nasional,keren kan??. Tapi tak sedikit pun anak ini menarik
perhatianku , cukup tahu aja kalau dia playboy udah cukup.
#####
1 jam nunggu Alin sohibku sejak masih smp,
masa-masa mata keranjang sampai sekarang masa pencarian jati diri. Aku masih
bingung sama diri aku sendiri, aku kadang plin-plan kapan aku jadi dewasa kalau
gak bisa nentuin lajur hidupku sendiri. Aku sekarang ambil jurusan hukum itu
aja yang nyuruh Bunda katanya biar bisa jadi tukang ngetok palu(hahaha…:D ).
“alin…!!!!!” teriakku heboh
“uy…!!!”jawabnya seraya melambaikan tangan dari
seberang berjalan menuju taman kampus dimana aku berada.
Ni orang lelet kaya siput. Janjian jam 07.00
karet jadi jam 09.00 bener-bener sedap. Kasian cowo’nya kalo punya cewe yang
jam karet kaya ni bocah. Perawakannya yang tinggi,slim,dan cantik bah seorang
model membuat Alin jadi incaran cowo kampus ,nge-date mblondor asal bareng sama
calon model jadi ga masalah. Aku aja kadang ngiri sama dia(jujur amat yak??).
“udah lama?”tanyanya dengan muka tanpa dosa
“udah banget”cetusku
Alin malah menggandeng lenganku mengajak ke
kantin. Perasaanku gak enak, biasanya ni anak minta makan haduh kaya emaknya
ni.
“lu mau makan apa?gue yang bayar kok”kata Alin
manis
“hellow!! Elo gak ngigo kan??”jawabnya tak
percaya.
“engga, gue sadar dan gue masih waras. Gue
dapat honor kemarin ada pemotretan. “cerita singkat Alin.
(tu kan dah mau jadi model,aku bilang apa?pasti
jadi model)
“e… beneran?? Banyak gapapa ya?? Buat Bang
Faris juga, kasian.. noh dirumah ga ada makanan”celotehku
“iya..iya buat Bang Faris ntar dibungkus
sendiri khusus. Haha”tawanya
#####
Sedikit mengulas, Bang Faris itu kakakku
satu-satunya yang kuliah di Surabaya sama aku,Bapak sama Bunda tinggal di
Jogja.(haha rada aneh yak kenapa bapak sama bunda karena bapak itu orang jogja
asli kalo bunda orang aceh jadi aku manggilnya beda). Di Surabaya Cuma bareng
Bang Faris, gilanya Bang Faris itu cewenya banyak, maklumlah Abangku ini emang
ganteng banget kaya Shayne Ward. Alin sampai tergila-gila sama Bang Faris
saking gantengnya.
#####
Siang ini panas tak seperti biasanya, Bang
Faris tidak keliatan batang hidungnya di kampus. Sambil nunggu Bang Faris
nongol aku nangkring di kantin sendirian. Tiba-tiba Frans menggebrak meja
kantin mau berantem kaya’nya. Karena penasaran yang gak ketulungan aku langsung
lari mendekat kerumunan mahasiswa yang mengerumuni Franz, “haduh,, minggir
dikit donk,gak bisa nonton nie”kataku di sela-sela kerumunan. Nampak cowo
dengan rambut cepak masih duduk membisu dimaki Franz. Aku jadi kasian dan “udah
franz gak usah ribut”teriakku ditengah kerumunan. “ahh apaan cewe
ikut-ikutan,gak asik ahh”katanya langsung ngloyor pergi.
Setelah kerumunan mahasiswa itu bubar aku
langsung duduk di depan cowo berambut cepak itu,
“elo kenapa mbela gue?”katanya dingin
“elo diem aja sih”jawabku empati
“hem..makasih”cetusnya,,semakin dingin rupanya.
Aku merasa kehadiranku yang tidak diharapkan
olehnya, sontak saja aku langsung pergi. Males ketemu manusia seperti itu. Aku
tidak percaya ternyata di belahan lain kampus ini masih ada muka sedingin kutub
kaya dia. Dongkol ni hati kalo diginiin.
Tanpa ku sadari dia melihatku yang melangkah
gontai menuju luar kampus, mungkin dia ngrasa bersalah,tapi entahlah.
#####
Jerry menghampiriku yang tengah berjalan menuju
halte,nyengir lebar dan berhenti tepat di depan mukaku.
“gue anterin?”tawarnya sambil nyengir khas ala
Jerry Tan. Aku hanya mengangguk dan ikut saja. Tapi tanpa rekomendasi dari
aku,dia malah berbelok ke café sudut kota. Aku ingin protes tapi ku tahan
dulu,nanti aja protesnya.
Sampai di parkiran. Dia menyopot helmnya.
“mampir dulu ya, laper” ucapnya mendahului
protesku, ya sudahlah aku tak jadi protes,kasian juga. Aku mengikuti punggung
cowo itu menuju meja paling barat. Tepatnya meja nomor 19.
“elo mau makan apa?”tanyanya ramah
“samaan aja”kataku singkat
“jangan marah ya, aku ajak mampir dulu, ntar
masalah Bang Faris gue yang urus.”jelas Jerry. Sekali lagi aku hanya
mengangguk. Aku emang tidak banyak bicara kalo sama orang ini. Gak taulah kenapa.
Hap,saatku melahap spagetty di depanku, cowo
cepak itu ternyata ada di café dan dia Cuma duduk menyendiri di meja paling
pojok. (nyari setan kali yee.. batinku). Cowo itu memperhatikanku lamat-lamat
tapi aku mencoba untuk tidak gugup. Jerry yang melihatku salting langsung angkat
bicara,
“kok gak dimakan?itu yang bayar gue,gak usah
malu-malu.. gue tahu kok lo itu doyan makan.”ujar Jerry
“he..he iya dimakan”jawabku gugup
“kalo tingkah lo kaya gini gimana cowo mau
deketin lo Cabi!!!”komentar Jerry
“ahh,gak usah mbahas cowo,gak asik”cetusku
“lu tadi bilang gue apa”tambahku
“C-A-B-I”kata Jerry dengan mengeja
“huh.. nyebelin lo”kata ku sambil mencubit
lengan Jerry
Cowo cepak itu masih saja menatapku
lamat-lamat,membuat aku semakin salting dan tak nyaman. Aku pun permisi ke
toilet dulu untuk menutupi saltingku. Tak disangka dia membuntutiku sampai ke
toilet. Deg… jantungku mau copot saat liat dia udah di depan pintu toilet.
“nama lo sapa?”tanya cowo cepak itu
“e…. kian”kataku terbata-bata
“kian?nama yang bagus”komentarnya. Aku hanya
mengangguk.
“tadi sama sapa?”tanyanya lagi,lebih sinis
“Jerry,temen organisasi”jawabku mulai lancar
“panggil gue Ren,mana hape lo?”kata cowo cepak
mirip preman. Aku menyodorkan hape yang genggam. Terlihat ia sedang memasukkan
digit angka ke hapenya.
“ya.. sampai ketemu nanti”cetus cowo itu
langsung ngloyor setelah menyerahkan hapeku.
Aku bingung sama cowo cepak itu, namanya rada
mirip bahasa latin “Ren” yang artinya ginjal. Ah udahlah aku langsung kembali
ke meja Jerry. Jerry menatapku bingung,mungkin ia pikir aku ketiduran di
toilet. Setelah itu jerry mengantarku
pulang, ajaibnya Bang Faris gak marah. Tapi malah mengacungkan jempolnya pada
Jerry. Entah isyarat apa.
#####
Malam di hari kedua setelah bertemu Ren si cowo
cepak. Pukul 23.00 hapeku berdering,membangunkanku yang tengah menikmati mimpi
malam itu. Aku berniat mereject tapi nomor baru siapa tahu bunda atau bapak.
Setelah ku angkat,
“tidur?”suara khas cowo cepak itu sudah bisa ku
kenali
“belum,sapa?”jawabku berlagak gak tahu
“ren”cetusnya
“kenapa nelfon tengah malam?”tanyaku ketus
“pengen aja, besok ada jadwal pagi?”balasnya
dari seberang
“engga,mang napa?”ucapku balik Tanya
“ke café dulu,aku tunggu jam 08.00,jangan
telat,gue gak suka orang telatan”ujarnya dan “tut…tut….tut” langsung saja
telfonnya dimatikan tanpa menunggu jawaban dariku. Cowo aneh pikirku. Aku
langsung saja terlelap melanjutkan mimpiku.
#####
Seperti biasa jam weker senentiasa membangunkan
aku. Jam 07.00 aku nangkring nunggu bis kota yang langsung bisa nurunin aku
didepan café. Pukul 07.55 ku sudah sampai di café sudut kota itu, mataku
melirik tiap sudut meja yang tertata rapi disana. Tidak ada seorang pun yang
mirip dengan cowo cepak itu. Tapi saatku membalikkan badan, tap didepanku sudah
berdiri sesosok makhluk manis,berkaca mata,dan berambut cepak tersenyum dengan
manisnya. Ini adalah saat pertama aku lihat cowo ini tersenyum. Deg…. Serrr. Dia
langsung mengajakku duduk di meja pojok tempat yang biasa ia pakai.
“gue suka, lo datang tepat waktu”ucap Ren. Aku
hanya mengangguk dan tersenyum hangat. Ren membalas senyumku dengan gayanya
yang khas. Rupanya ia sudah memesan 2 coklat panas,pagi yang dingin ditemani
coklat hangat meleleh di mulut. Ren menatapku lamat-lamat dan sesekali meminum
coklatnya serta memainkan jemarinya. Diam dan sepi itu gambaran yang pas.
Akhirnya dia angkat bicara dan memecah sepi ini,
“fakultas hukum ya?udah semester
berapa?”katanya kaku
“iya.. baru 3,elo?kaya’nya baru beberapa hari
ini gue lihat elo”jawabku balik Tanya
“fakultas kedokteran udah 5, ya jelas gue baru
pindahan dari malang,engga betah disana”ujarnya
“kok ga’ betah?disana kan enak,dingin khas
pegunungan.”protesku
“ortu pisah sebulan lalu,jadi daripada milih ikut
bokap atau nyokap mending kesini,sendiri”jelasnya
“maaf curhat”tambahnya
“em…gue yg harusnya minta maaf,itu kan privasi
elo”kataku tidak enak
“haha.. santai aja”tawanya yang khas mulai
Setelah 2 jam bersamanya,aku memutuskan untuk
pergi ke kampus bertemu dosen killer. Sebenarnya dia mengajakku bareng tapi aku menolakknya takut kalo Bang Faris
tahu.
#####
3 bulan berlalu, aku makin dekat dengan Ren.
Bahkan kami sudah bukan teman biasa lebih tepatnya pacar. Tapi Bang Faris tidak
menyukai kehadiran Ren dalam hidupku, Bang faris malah terus menerus menjadi
MAKCOMBLANG antara aku dan Jerry padahal Jerry hanya menganggap aku teman
biasa. Menurut Bang Faris yang paling baik buat aku Cuma Jerry. Sampai akhirnya
pertengkaran itu meledak saat aku jalan dengan Ren, bang Faris menonjok pipi
Ren,seketika aku menangis,disaat yang
sama Jerry datang. Ren mengira aku masih dekat dengan Jerry,karena
setahu Ren,Jerry itu cowo pilihan abangku. Aku tidak menyangka sebelumnya, ren langsung
saja pergi meninggalkan rumahku. Aku berlari ke kamar menumpahkan segala
tangisku disana. Tak ku sangka dengan nekatnya, Ren mengetuk jendela kamarku
dan mengusap air mataku. “maafin aku sayang, aku Cuma emosi sesaat”ucapnya
sambil menggenggam tanganku yang masih dingin melihat kejadian itu. Aku hanya
diam. Melihatnya masih disampingku aku masih merasa nafasku ini berhembus.
Jerry mengatakan apa yang tengah terjadi antara
dia dan aku pada Bang Faris.
“bang,sorry banget aku selama ini tu Cuma
temenan sama Kian,dan ga bakal bisa lebih dari itu bang.. sorry banget”ujar
jerry sangat bersalah.
“lalu cowo yang mengaku pacar Kian itu
siapa?”Tanya bang Faris bingung
“dia Ren bang, anak baru. Udah lama dekat sama
Kian,kasian Kian kalo harus nglepas orang yang Kian cinta…biarin kian seneng di
masa mudanya bang… “jelas Jerry
“kenapa lo ga bilang dari dulu”jawab bang Faris
“gue ga bisa bang,gue ga bisa ngecewain abang
yang udah ngasih kepercayaan ke gue”ujar Jerry lagi. Bang faris mulai mengerti
posisinya sekarang. Seharusnya ia tidak memaksakan keinginannya karena akan
banyak hati yang terluka.
“ya,gue ngerti”kata Bang faris. Tak beberapa
lama kemudian Jerry pamit pulang. Bang Faris berjalan menuju ke kamar Kian
berharap Kian tak marah padanya.
“haduh,kayanya bang Faris kesini,sayang pulang
dulu sana,hati-hati”bisik Kian pada Ren.
“oke sayang….”bisik Ren berlari meninggalkan
jendela kamar Kian.
Kian langsung pura-pura tidur. Bang Faris duduk
disamping Kian yang pura-pura tidur.
“maafin kakak ya… kakak yang salah”bisik Bang
faris disamping telinga Kian. Dalam hati Kian bahagia sekali,akhirnya abangnya
yang keras kepala itu memberi lampu
hijau untuknya. I LOVE U kakak batinku girang.
#####
Sejak kejadian itu Ren dan Bang Faris semakin
klop saja. Yang jadi tantangan sekarang gimana cara Ren meyakinkan kedua
orangtua ku di Jogja. Kita tunggu aja kalo aku dan dia sudah diciptakan untuk
bersama nantinya.
THE END
Nama : Vita Ariyana
Facebook : Vita Ariyana
Twitter : @katavita
Sekolah : SMK N 1 GIRITONTRO
Alamat : Giriwoyo,Wonogiri,Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar