CERPEN : PENYEKA TANGISKU (2014)

  • 0


Penyeka Tangisku

Pagi ini jingga merebak di ufuk timur dengan naungan langit yang masih gelap. Pukul 05.00 aku menggeser posisi tidurku dan segera meraih jam wekerku yang sejak tadi berdering menyakiti gendang telingaku. Aku terbangun dengan muka berantakan tanpa rasa bersalah menguap lebar (Upz… ). Ku rengkuh guling disampingku masih ngantuk berat tapi gimana lagi kampus biru sudah menanti. Aku bergegas kebawah dan mandi. Usai siap-siap langsung saja mencomot roti di meja makan yang udah rapi di meja makan,entah siapa yang menyiapkan. Kalau kakak yang nyiapin gak mungkin,kakak biasanya masih molor. Ahh, tanpa pikir panjang aku langsung nangkring di depan rumah nunggu bus kota.  Pak Bro pasti berhenti kalau lewat depan rumah karena penggemar bisnya ada disini. Bukan penggemar sih tapi sering naik bus ini aja ntar Pak Bro GR. Sampai di kampus biru udah disambut guru-guru
killer yang biasa nangani warga kampus yang banyak tingkah alias banyak kasus.  Aku dengan santainya lewat didepan anak-anak yang bermasalah yang baru dihukum setelah ku perhatikan satu per satu ternyata ada Jerry cowo’ cool fakultas ekonomi yang 1 organisasi sama aku. Lebih tepatnya organisasi mahasiswa yang pengen sibuk dan aktif di masa mudanya. Ni orang diam-diam ikut organisasi kaya gini,aku aja nyesel ikut organisasi ini(orang males suruh sibuk, miapa??). Padahal Jerry itu lebih cocok jadi anak band yang doyan ke café 24 jam terus jadi disk joky café itu. Nyatanya bukan, dia itu cowo jenius yang pernah dapat penghargaan pelestarian alam dari dinas perhutanan nasional,keren kan??. Tapi tak sedikit pun anak ini menarik perhatianku , cukup tahu aja kalau dia playboy udah cukup.
#####
1 jam nunggu Alin sohibku sejak masih smp, masa-masa mata keranjang sampai sekarang masa pencarian jati diri. Aku masih bingung sama diri aku sendiri, aku kadang plin-plan kapan aku jadi dewasa kalau gak bisa nentuin lajur hidupku sendiri. Aku sekarang ambil jurusan hukum itu aja yang nyuruh Bunda katanya biar bisa jadi tukang ngetok palu(hahaha…:D ).
“alin…!!!!!” teriakku heboh
“uy…!!!”jawabnya seraya melambaikan tangan dari seberang berjalan menuju taman kampus dimana aku berada.
Ni orang lelet kaya siput. Janjian jam 07.00 karet jadi jam 09.00 bener-bener sedap. Kasian cowo’nya kalo punya cewe yang jam karet kaya ni bocah. Perawakannya yang tinggi,slim,dan cantik bah seorang model membuat Alin jadi incaran cowo kampus ,nge-date mblondor asal bareng sama calon model jadi ga masalah. Aku aja kadang ngiri sama dia(jujur amat yak??).
“udah lama?”tanyanya dengan muka tanpa dosa
“udah banget”cetusku
Alin malah menggandeng lenganku mengajak ke kantin. Perasaanku gak enak, biasanya ni anak minta makan haduh kaya emaknya ni.
“lu mau makan apa?gue yang bayar kok”kata Alin manis
“hellow!! Elo gak ngigo kan??”jawabnya tak percaya.
“engga, gue sadar dan gue masih waras. Gue dapat honor kemarin ada pemotretan. “cerita singkat Alin.
(tu kan dah mau jadi model,aku bilang apa?pasti jadi model)
“e… beneran?? Banyak gapapa ya?? Buat Bang Faris juga, kasian.. noh dirumah ga ada makanan”celotehku
“iya..iya buat Bang Faris ntar dibungkus sendiri khusus. Haha”tawanya
#####
Sedikit mengulas, Bang Faris itu kakakku satu-satunya yang kuliah di Surabaya sama aku,Bapak sama Bunda tinggal di Jogja.(haha rada aneh yak kenapa bapak sama bunda karena bapak itu orang jogja asli kalo bunda orang aceh jadi aku manggilnya beda). Di Surabaya Cuma bareng Bang Faris, gilanya Bang Faris itu cewenya banyak, maklumlah Abangku ini emang ganteng banget kaya Shayne Ward. Alin sampai tergila-gila sama Bang Faris saking gantengnya.
#####
Siang ini panas tak seperti biasanya, Bang Faris tidak keliatan batang hidungnya di kampus. Sambil nunggu Bang Faris nongol aku nangkring di kantin sendirian. Tiba-tiba Frans menggebrak meja kantin mau berantem kaya’nya. Karena penasaran yang gak ketulungan aku langsung lari mendekat kerumunan mahasiswa yang mengerumuni Franz, “haduh,, minggir dikit donk,gak bisa nonton nie”kataku di sela-sela kerumunan. Nampak cowo dengan rambut cepak masih duduk membisu dimaki Franz. Aku jadi kasian dan “udah franz gak usah ribut”teriakku ditengah kerumunan. “ahh apaan cewe ikut-ikutan,gak asik ahh”katanya langsung ngloyor pergi.
Setelah kerumunan mahasiswa itu bubar aku langsung duduk di depan cowo berambut cepak itu,
“elo kenapa mbela gue?”katanya dingin
“elo diem aja sih”jawabku empati
“hem..makasih”cetusnya,,semakin dingin rupanya.
Aku merasa kehadiranku yang tidak diharapkan olehnya, sontak saja aku langsung pergi. Males ketemu manusia seperti itu. Aku tidak percaya ternyata di belahan lain kampus ini masih ada muka sedingin kutub kaya dia. Dongkol ni hati kalo diginiin.
Tanpa ku sadari dia melihatku yang melangkah gontai menuju luar kampus, mungkin dia ngrasa bersalah,tapi entahlah.  
#####
Jerry menghampiriku yang tengah berjalan menuju halte,nyengir lebar dan berhenti tepat di depan mukaku.
“gue anterin?”tawarnya sambil nyengir khas ala Jerry Tan. Aku hanya mengangguk dan ikut saja. Tapi tanpa rekomendasi dari aku,dia malah berbelok ke café sudut kota. Aku ingin protes tapi ku tahan dulu,nanti aja protesnya.
Sampai di parkiran. Dia menyopot helmnya.
“mampir dulu ya, laper” ucapnya mendahului protesku, ya sudahlah aku tak jadi protes,kasian juga. Aku mengikuti punggung cowo itu menuju meja paling barat. Tepatnya meja nomor 19.
“elo mau makan apa?”tanyanya ramah
“samaan aja”kataku singkat
“jangan marah ya, aku ajak mampir dulu, ntar masalah Bang Faris gue yang urus.”jelas Jerry. Sekali lagi aku hanya mengangguk. Aku emang tidak banyak bicara kalo sama orang ini. Gak taulah kenapa.
Hap,saatku melahap spagetty di depanku, cowo cepak itu ternyata ada di café dan dia Cuma duduk menyendiri di meja paling pojok. (nyari setan kali yee.. batinku). Cowo itu memperhatikanku lamat-lamat tapi aku mencoba untuk tidak gugup. Jerry yang melihatku salting langsung angkat bicara,
“kok gak dimakan?itu yang bayar gue,gak usah malu-malu.. gue tahu kok lo itu doyan makan.”ujar Jerry
“he..he iya dimakan”jawabku gugup
“kalo tingkah lo kaya gini gimana cowo mau deketin lo Cabi!!!”komentar Jerry
“ahh,gak usah mbahas cowo,gak asik”cetusku
“lu tadi bilang gue apa”tambahku
“C-A-B-I”kata Jerry dengan mengeja
“huh.. nyebelin lo”kata ku sambil mencubit lengan Jerry
Cowo cepak itu masih saja menatapku lamat-lamat,membuat aku semakin salting dan tak nyaman. Aku pun permisi ke toilet dulu untuk menutupi saltingku. Tak disangka dia membuntutiku sampai ke toilet. Deg… jantungku mau copot saat liat dia udah di depan pintu toilet.
“nama lo sapa?”tanya cowo cepak itu
“e…. kian”kataku terbata-bata
“kian?nama yang bagus”komentarnya. Aku hanya mengangguk.
“tadi sama sapa?”tanyanya lagi,lebih sinis
“Jerry,temen organisasi”jawabku mulai lancar
“panggil gue Ren,mana hape lo?”kata cowo cepak mirip preman. Aku menyodorkan hape yang genggam. Terlihat ia sedang memasukkan digit angka ke hapenya.
“ya.. sampai ketemu nanti”cetus cowo itu langsung ngloyor setelah menyerahkan hapeku.
Aku bingung sama cowo cepak itu, namanya rada mirip bahasa latin “Ren” yang artinya ginjal. Ah udahlah aku langsung kembali ke meja Jerry. Jerry menatapku bingung,mungkin ia pikir aku ketiduran di toilet.  Setelah itu jerry mengantarku pulang, ajaibnya Bang Faris gak marah. Tapi malah mengacungkan jempolnya pada Jerry. Entah isyarat apa.
#####
Malam di hari kedua setelah bertemu Ren si cowo cepak. Pukul 23.00 hapeku berdering,membangunkanku yang tengah menikmati mimpi malam itu. Aku berniat mereject tapi nomor baru siapa tahu bunda atau bapak. Setelah ku angkat,
“tidur?”suara khas cowo cepak itu sudah bisa ku kenali
“belum,sapa?”jawabku berlagak gak tahu
“ren”cetusnya
“kenapa nelfon tengah malam?”tanyaku ketus
“pengen aja, besok ada jadwal pagi?”balasnya dari seberang
“engga,mang napa?”ucapku balik Tanya
“ke café dulu,aku tunggu jam 08.00,jangan telat,gue gak suka orang telatan”ujarnya dan “tut…tut….tut” langsung saja telfonnya dimatikan tanpa menunggu jawaban dariku. Cowo aneh pikirku. Aku langsung saja terlelap melanjutkan mimpiku.
#####
Seperti biasa jam weker senentiasa membangunkan aku. Jam 07.00 aku nangkring nunggu bis kota yang langsung bisa nurunin aku didepan café. Pukul 07.55 ku sudah sampai di café sudut kota itu, mataku melirik tiap sudut meja yang tertata rapi disana. Tidak ada seorang pun yang mirip dengan cowo cepak itu. Tapi saatku membalikkan badan, tap didepanku sudah berdiri sesosok makhluk manis,berkaca mata,dan berambut cepak tersenyum dengan manisnya. Ini adalah saat pertama aku lihat cowo ini tersenyum. Deg…. Serrr. Dia langsung mengajakku duduk di meja pojok tempat yang biasa ia pakai.
“gue suka, lo datang tepat waktu”ucap Ren. Aku hanya mengangguk dan tersenyum hangat. Ren membalas senyumku dengan gayanya yang khas. Rupanya ia sudah memesan 2 coklat panas,pagi yang dingin ditemani coklat hangat meleleh di mulut. Ren menatapku lamat-lamat dan sesekali meminum coklatnya serta memainkan jemarinya. Diam dan sepi itu gambaran yang pas. Akhirnya dia angkat bicara dan memecah sepi ini,
“fakultas hukum ya?udah semester berapa?”katanya kaku
“iya.. baru 3,elo?kaya’nya baru beberapa hari ini gue lihat elo”jawabku balik Tanya
“fakultas kedokteran udah 5, ya jelas gue baru pindahan dari malang,engga betah disana”ujarnya
“kok ga’ betah?disana kan enak,dingin khas pegunungan.”protesku
“ortu pisah sebulan lalu,jadi daripada milih ikut bokap atau nyokap mending kesini,sendiri”jelasnya
“maaf curhat”tambahnya
“em…gue yg harusnya minta maaf,itu kan privasi elo”kataku tidak enak
“haha.. santai aja”tawanya yang khas mulai
Setelah 2 jam bersamanya,aku memutuskan untuk pergi ke kampus bertemu dosen killer. Sebenarnya dia mengajakku bareng  tapi aku menolakknya takut kalo Bang Faris tahu.
#####
3 bulan berlalu, aku makin dekat dengan Ren. Bahkan kami sudah bukan teman biasa lebih tepatnya pacar. Tapi Bang Faris tidak menyukai kehadiran Ren dalam hidupku, Bang faris malah terus menerus menjadi MAKCOMBLANG antara aku dan Jerry padahal Jerry hanya menganggap aku teman biasa. Menurut Bang Faris yang paling baik buat aku Cuma Jerry. Sampai akhirnya pertengkaran itu meledak saat aku jalan dengan Ren, bang Faris menonjok pipi Ren,seketika aku menangis,disaat yang  sama Jerry datang. Ren mengira aku masih dekat dengan Jerry,karena setahu Ren,Jerry itu cowo pilihan abangku. Aku tidak menyangka sebelumnya, ren langsung saja pergi meninggalkan rumahku. Aku berlari ke kamar menumpahkan segala tangisku disana. Tak ku sangka dengan nekatnya, Ren mengetuk jendela kamarku dan mengusap air mataku. “maafin aku sayang, aku Cuma emosi sesaat”ucapnya sambil menggenggam tanganku yang masih dingin melihat kejadian itu. Aku hanya diam. Melihatnya masih disampingku aku masih merasa nafasku ini berhembus.
Jerry mengatakan apa yang tengah terjadi antara dia dan aku pada Bang Faris.
“bang,sorry banget aku selama ini tu Cuma temenan sama Kian,dan ga bakal bisa lebih dari itu bang.. sorry banget”ujar jerry sangat bersalah.
“lalu cowo yang mengaku pacar Kian itu siapa?”Tanya bang Faris bingung
“dia Ren bang, anak baru. Udah lama dekat sama Kian,kasian Kian kalo harus nglepas orang yang Kian cinta…biarin kian seneng di masa mudanya bang… “jelas Jerry
“kenapa lo ga bilang dari dulu”jawab bang Faris
“gue ga bisa bang,gue ga bisa ngecewain abang yang udah ngasih kepercayaan ke gue”ujar Jerry lagi. Bang faris mulai mengerti posisinya sekarang. Seharusnya ia tidak memaksakan keinginannya karena akan banyak hati yang terluka.
“ya,gue ngerti”kata Bang faris. Tak beberapa lama kemudian Jerry pamit pulang. Bang Faris berjalan menuju ke kamar Kian berharap Kian tak marah padanya.
“haduh,kayanya bang Faris kesini,sayang pulang dulu sana,hati-hati”bisik Kian pada Ren.
“oke sayang….”bisik Ren berlari meninggalkan jendela kamar Kian.
Kian langsung pura-pura tidur. Bang Faris duduk disamping Kian yang pura-pura tidur.
“maafin kakak ya… kakak yang salah”bisik Bang faris disamping telinga Kian. Dalam hati Kian bahagia sekali,akhirnya abangnya yang keras kepala itu memberi  lampu hijau untuknya. I LOVE U kakak batinku girang.
#####
Sejak kejadian itu Ren dan Bang Faris semakin klop saja. Yang jadi tantangan sekarang gimana cara Ren meyakinkan kedua orangtua ku di Jogja. Kita tunggu aja kalo aku dan dia sudah diciptakan untuk bersama nantinya.
THE END
Nama                  : Vita Ariyana
Facebook            : Vita Ariyana
Twitter                 : @katavita
Sekolah                : SMK N 1 GIRITONTRO
Alamat                  : Giriwoyo,Wonogiri,Jawa Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar